Terwujudnya Kabupaten Bengkalis yang Bermarwah, Maju dan Sejahtera

Jadikan Bengkalis Terbaik di Riau, TPPS Kab. Bengkalis lakukan Forum Koordinasi dan Rapat Kerja

Jadikan Bengkalis Terbaik di Riau, TPPS Kab. Bengkalis lakukan Forum Koordinasi dan Rapat Kerja Keterangan Gambar : Foto bersama setelah penyerahan ATTG kepada UPPKA

BENGKALIS -- Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melaksanakan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkalis Tahun 2023 di ruang rapat Dang Merdu lantai empat kantor Bupati Bengkalis. Selasa (21/03/23)

Hadir pada forum Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos, MMP pada kesempatan itu diwakili oleh Asisten I Andris Wasono, S.STP., M.Si, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si diwakili Koordinator Bidang KB KR Supriyadi, S.Pd., M.Si dan staf, Ketua IDI dr. Riskan Parnia, S.POG, Ketua IBI Safra Rita Kurniasih, S.Tr.Keb, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas Serta Fungsional dilingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Camat se-Kabupaten Bengkalis dan Desa se-Kabupaten Bengkalis.

 

Diawal sambutan Ketua TPPS dr Ersan Saputra, TH yang di wakili Sekretaris TPPS H. Hambali, S.Pd.I mengucapan selamat datang dan terima kasih kepada Ibu Bupati, rekan-rekan forkopimda, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, beserta seluruh undangan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas kesediaannya untuk hadir dalam forum koordinasi percepatan penurunan stunting ini.

"Mudah-mudahan kehadiran bapak dan ibu semua, menjadi spirit bagi kami, dalam upaya penguatan komitmen dan peran pemerintah daerah dalam konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Bengkalis ini", ucap Sekretaris TPPS H. Hambali, S.Pd.I.

Dapat kami sampaikan, sebagaimana strategi nasional dalam percepatan pencegahan stunting, melalui lima pilarnya yakni, komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan desa. kemudian gizi dan ketahanan pangan serta pemantauan dan evaluasi.

"Alhamdulillah, secara bertahap telah dapat kita laksanakan, walaupun saat ini belum berjalan optimal, karena ada beberapa kendala pada beberapa perangkat daerah, salah satunya terkait belum maksimalnya sinergi dan kolaborasi para pihak, selain itu dimana terdapat 10 indikator kinerja pada Perpres No 72 tahun 2021 yang masih angka capaiannya rendah", tegas H. Hambali, S.Pd.I

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 menempatkan Kabupaten Bengkalis sebagai Kabupaten terendah angka prevalensi stuntingnya di Provinsi Riau yaitu 8,4%.

"Tentu ini adalah wujud dari keberhasilan program-program unggulan Bupati dan Wakil Bupati khususnya Program Bermasa, serta tidak terlepas dari komitmen dan dukungan forkopimda dan lintas sektor", sebut H. Hambali, S.Pd.I

Dari keberhasilan itu tidak lepas adanya bapak dan bunda asuh anak stunting yang hari ini juga hadir bersama kita bapak Dandim 0303 Bengkalis dan ibu Ketua Persit Candra Kirana, Polres Bengkalis, Kejaksaan Tinggi Negeri Bengkalis, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bengkalis, TPPS Kecamatan melalui kegiatan mini lokakaya Kecamatan.

Sebagai informasi kita bersama tpps kabupaten bengkalis telah melaksanakan audit kasus stunting kepada 118 sasaran di 14 desa/klurahan dengan rincian 13 calon pengantin, 17 ibu hamil kek, 69 ibu pasca salin, dan 19 baduta. dan telah diberikan intervensi langsung, namun ini perlu dukungan kita bersama agar dapat berkesinambungan.

Prevalensi stunting Kabupaten Bengkalis terendah se-Provinsi Riau, dengan penurunan 13.5%, dari 21.9% tahun 2021 menjadi 8.4% tahun 2022 itu semua karena komitmen bersama dan program unggulan yaitu bermasa.

“Dari keberhasilan ini kami harap ada evaluasi bagaimana bisa tercapai dan rencana kerja 2023 semoga kedepannya kabupaten bengkalis bisa ziro stunting”, harap Koordinator Bidang KB KR Supriyadi, S.Pd., M.Si.

Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional, bahkan presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. implementasi dari peraturan presiden tersebut adalah telah disusunkannya rencana aksi nasional pasti (ran-pasti) sebagai pedoman dan panduan bagi pemerintah Pusat, Daerah hingga level Desa dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting.

Alhamdulillah, kita Pemerintah Kabupaten Bengkalis berkomitmen tinggi dalam percepatan penurunan stunting ini, hal tersebut terbukti dari capaian prevalensi stunting kita Kabupaten Bengkalis dimana target Nasional penurunan stunting ditahun 2024 harus mencapai 14%, sedangkan kita Kabupaten Bengkalis telah mampu menurunkan angka stunting dari sebelumnya 21,9% ditahun 2021, menjadi 8,4% pada akhir tahun 2022, kita terendah di Provinsi Riau. Semua ini kita tentunya berkat kerja keras, kerja cerdas dan kerja berkualitas semua pihak.

Dari keberhasilan kita pada penurunan Stunting di kabupaten Bengkalis, kami berharap kinerja ini dapat terus ditingkatkan, agar ditahun 2024 kita bisa zero stunting, melalui berbagai upaya dan strategi serta memperkuat peran TPPS Kecamatan dan Desa serta Kelurahan.

“Langkah penanganan stunting ini harus kita laksanakan dan telah menjadi tanggung jawab semua pihak, karena jika kita tidak segera mengambil langkah antisipatif secara masiv, terarah dan terukur, tentunya akan berdampak jangka panjang dan taruhannya terlalu besar bagi geberasi masa depan", harap Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos., MMP

Dalam penanganan stunting ini keterlibatan banyak pihak harus kita perkuat. artinya, pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen kuat dari semua stakeholder. tidak hanya menjadi tugas instansi leader, akan tapi butuh keterlibatan semua pihak yang ada di negeri ini. karena tanpa komitmen dan kemauan yang kuat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting, maka upaya kita untuk mewujudkan kabupaten bengkalis bermasa, juga akan menjadi sia-sia.

“ Pada kesempatan ini saya minta semua pihak agar bisa membangun sinergi, baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting secara konvergensi, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan, menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas", tegas nya (Hadi Darma, SH.I/OPR)

 

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment